MAKALAH
PERILAKU HIDUP BERSIH (PHBS)
DI TEMPAT
KERJA
Disusun Oleh :
Moh.Rizky Wartabone
Eftariani Potabuga
Khofifah Adam
Nunung Widiastuti
Fauzia Irianto
Deviyanti Jabar
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
MANADO
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Memasuki milenium baru Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan
Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat.Paradigma sehat adalah cara pandang, pola
pikir atau model pembangunan kesehatan
yang bersifat holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi olehbanyak
faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindangan kesehatan. Secara makro paradigma sehat berarti
semua sektor memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan
lingkungan sehat, secara mikro berarti
pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3 pilar yang perlu mendapat
perhatian khusus, yaitu lingkungan
sehat, perilaku sehat dan
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk
konkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan. mencegah risiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan. Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010 telah ditetapkan misi
pembangunan yaitu menggerakkan
pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. memelihara dan
meningkatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu, merata dan terjangkau, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masyaralat beserta lingkungannya. Untuk melaksanakan misi pembangunan kesehatan diperlukan promosi
kesehatan, hal ini disebabkan
program promosi kesehatan berorientasi pada proses pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat,
melalui peningkatan, pemeliharaan
dan perlindungan kesehatannya. Hal ini sesuai dengan yang ditekankan dalam paradigma sehat, dan salah satu pilar utama
Indonesia Sehat 2010.
Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya
transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat
perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial
budaya cenderung akan semakin kompleks. Perbaikannya tidak hanya dilakukan pada
aspek pelayanan kesehatan, perbaikan pada lingkungan dan merekayasa
kependudukan atau faktor keturunan, tetapi perlu memperhatikan faktor perilaku
yang secara teoritis memiliki andil 30 - 35 % terhadap derajat kesehatan.
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka
diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi
sehat. Salah satunya melalui program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Program Perilaku hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) telah diluncurkan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat, yang sekarang bernama Pusat Promosi Kesehatan. Sebagai daerah
model/laboratoriumnya adalah Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Tangerang, Provinsi
Jawa Barat. Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan
pelaksanaan program PHBS, mulai dari pelatihan petugas pengelola PHBS tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota sampai dengan Puskesmas, memproduksi dan menyebarkan
buku Panduan Manajemen Penyuluh Kesehatan Masyarakat tingkat Provinsi,
Kabupaten, dan Puskesmas; memproduksi dan menyebarkan buku Pedoman Pembinaan
Program PHBS di tatanan rumah tangga, tatanan tempat umum, tatanan sarana
kesehatan, serta membuat buku saku PHBS untuk petugas puskesmas.
Hasilnya sampai tahun 2001 tenaga kesehatan yang telah terlatih PHBS
tingkat provinsi 100% (30 provinsi), 76% kabupaten/kota, 71.3% puskesmas.
Pencapaian klasifikasi III dan IV (1998) 38.89% tatanan rumah tangga, 50%
institusi pendidikan, 33.3% tatanan tempat kerja, 35.3% tatanan tempat umum.
Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program PHBS adalah kemitraan/ dukungan
lintas program/lintas sektor rendah, kemampuan teknis petugas rendah, mutasi
petugas terlatih, alokasi dana terbatas, perubahan struktur organisasi,
Indikator PHBS skala Nasional, indikator PHBS tatanan, pemetaan tatanan sehat,
pemetaan PHBS individu. Altematif pemecahan adalah melalui kegiatan advokasi
kebijakan, koordinasi dan keterpaduan manajemen, peningkatan kemampuan teknis
pelaksana PHBS, menetapkan indikator PHBS individu skala nasional dan
pembobotan, menetapkan indikator PHBS tatanan, melakukan asistensi, pemetaan
tatanan sehat serta PHBS individu.
Berdasarkan masukan dari lapangan, salah satu altematif pemecahan masalah
yang perlu segera dilaksanakan adalah review buku Panduan Manajemen Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas yang
dikeluarkan tahun 1997, karena buku panduan tersebut sudah tidak cocok lagi
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pada era otonomi daerah. Untuk itu perlu
perbaikan mulai dari pengkajian sampai dengan pemantauan dan penilaian.
Makalah dibuat untuk sebagai pdoman dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang
terkait dengan pembinaan program PHBS dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat
saling mengisi dan bekerjasama dalam melaksanakan program pembangunan
kesehatan. Terutama membahas “Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Tatanan
Tempat Kerja “
B. RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan
tempat kerja ?
C. TUJUAN
KHUSUS
Mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat pada
tatanan layanan tempat kerja .
D. TIUJUAN UMUM
1. Mengetahui
pengertian perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan layanan tempat kerja .
2. Mengetahui
Sasaran perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan layanan tempat kerja .
3. Mengetahui
indikator penilaian perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan layanan tempat
kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Perilaku
sehat adalah
pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan
aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud keberdayaan
masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5
program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana
Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM. Program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi
dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku,
melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan
pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan
masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan
menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang
hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain. Dalam hal ini ada 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga,
Sekolah, Tempat Kerja, Sarana
Kesehatan dan Tempat Tempat Umum.
Kabupaten Sehat/Kota Sehat adalah kesatuan wilayah administrasi
pemerintah terdiri dari desa-desa, kelurahan. kecamatan yang secara terus menerus berupaya meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat dengan prasarana wilayah yang memadai, dukungan kehidupan sosial, serta perubahan perilaku menuju masyarakat
aman, nyaman dan sehat secara
mandiri. Manajemen PHBS adalah
pengelolaan PHBS yang dilaksanakan melalui 4 tahap kegiatan. yaitu
1).Pengkajian, 2). Perencanaan, 3). penggerakkan pelaksanaan, 4). pemantauan
dan penilaian.
B. SASARAN PHBS
TATANAN TEMPAT KERJA
1. Seluruh
karyawan kantor / tempat kerja
2. Seluruh
pengunjung
3. Lingkungan
yang berada disekitar kantor
C. INDIKATOR PHBS TATANAN
TEMPAT KERJA
1. Perilaku
a. Menggunakan
alat pelindung
· Helm
· Masker
· Scort (baju pelindung)
· Apron (baju pelindung radiasi)
· Sepatu bot
· Kacamata
· Sungkup/sumbatan telinga
· Sarung tangan dll
b. Tidak
merokok / ada kebijakan di larang merokok
c. Olahraga
teratur
d. Bebas
Napza
e. Kebersihan
f. Ada
Asuransi kesehatan
2. Lingkungan
a. Ada jamban
b. Ada air
bersih
c. Ada tempat
sampah
d. Ada SPAL
e. Ventilasi
f. Pencahayaan
g. Ada k3 (
Kesehatan Keselamatan Kerja )
h. Ada kantin
i. Terbebas
dari bahan berbahaya
j. Ada klinik
BAB lll
PENUTUP
1. Panduan
Manajemen PHBS menuju Kabupaten/Kota sehat disusun berdasarkan
antara lain
adanya perkembangan indikator dan cara pengambilan sampel. Oleh
karena itu
dalam pelaksanaan di lapangan, panduan ini dapat disesuaikan dan
dikembangkan
berdasarkan permasalahan dan keadaan daerah.
2.
Selanjutnya para pengguna panduan ini diharapkan mempunyai pemahaman
yang
mendalam, motivasi yang kuat, dan kreativitas yang tinggi untuk
mempraktekkan
program PHBS di lapangan.
3. Dengan
demikian program PHBS dapat berjalan secara efektif dan efisien serta
diperlukan
adanya dukungan positif dari semua pihak.
4. Selain
itu, kebijakan Pusat Promosi Kesehatan saat ini baru melaksanakan
program PHBS
di tatanan rumah tangga yang secara bertahap akan
dikembangkan
pada tatanan lain. Daerah dapat mengembangkan sendiri untuk
melaksanakan
program PHBS pada tatanan lain sesuai dengan kemampuan
yang
dimiliki.
5. Selamat
bekerja, semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang
senantiasa
memberikan kekuatan, petunjuk dan perlindunganNya kepada kita
semua dalam
menjalankan tugas untuk membangun masyarakat Indonesia yang
sehat rohani dan jasmani. Amin.
Komentar
Posting Komentar